Seorang lelaki di Iran akan dibutakan kedua matanya sebagai balasan kerana telah membutakan mata seorang wanita. Namun, perlaksanaannya ditunda kerana banyak protes yang menentang hukuman ini.
Dimbil dari laman Asian News Internasional, lelaki bernama Majid Movahedi pada awalnya dijatuhkan hukuman dibutakan matanya kerana menyimbah asid kepada Ameneh Bahrami, 32, pada Sabtu, 14 Mei 2011, di bawah pengawasan pengadilan Iran. Bahrami akan menyuntikkan 20 titis bahan ke dalam mata Mohavedi hingga dia buta sebagai bentuk hukuman Qisas.
Hukuman ini diberikan kepada Movahedi setelah dia terbukti bersalah telah menyiramkan asid ke wajah Bahrami pada 2004 lalu lantaran lamarannya ditolak. Akibat tindakan ini, mata Bahrami menjadi buta dan seluruh wajahnya hancur. Untuk menyembuhkan luka-lukanya, Bahrami menjalani 19 kali pembedahan di Sepanyol.
Tidak terima diperlakukan demikian, Bahrami menuntut diberlakukannya hukuman Qisas atas Movahedi. Akhirnya, pada 2008, pengadilan Iran mengabulkan permintaan Bahrami.
Pengadilan Iran memberikan kesempatan bagi Bahrami untuk mengubah hukuman tersebut. Namun dia menolak, tetap pada pendiriannya semula. “Saya dengan tegas tetap akan melakukan Qisas. Saya mahu Qisas, dengan begitu saya akan ikhlas” ujarnya.
Pada perancangannya hukuman ini akan dilangsungkan pada petang Sabtu. Namun menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, hukuman ini ditunda oleh pengadilan Iran. “Hukuman Qisas Movahedi telah ditunda untuk jangka waktu yang tidak diketahui,” ujar sumber diambil dari pejabat berita ISNA.
Tidak ada keterangan jelas mengapa hukuman tersebut ditunda. Menurut laman Daily Mail penundaannya terjadi akibat banyaknya protes dan kritikan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu organisasi yang menentang hal ini adalah Amnesty International.
Hassiba Hadj Sahraoui, wakil direktor Amnesty International Program Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan bahawa pemerintah Iran memiliki kewajiban di bawah hukuman antarabangsa untuk tidak melakukan hal tersebut.
“Terlepas dari penderitaan yang diterima oleh Ameneg Bahrami, hukuman membutakan matanya dengan asid adalah siksaan yang sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan,” ujar Sahrou
Dimbil dari laman Asian News Internasional, lelaki bernama Majid Movahedi pada awalnya dijatuhkan hukuman dibutakan matanya kerana menyimbah asid kepada Ameneh Bahrami, 32, pada Sabtu, 14 Mei 2011, di bawah pengawasan pengadilan Iran. Bahrami akan menyuntikkan 20 titis bahan ke dalam mata Mohavedi hingga dia buta sebagai bentuk hukuman Qisas.
Hukuman ini diberikan kepada Movahedi setelah dia terbukti bersalah telah menyiramkan asid ke wajah Bahrami pada 2004 lalu lantaran lamarannya ditolak. Akibat tindakan ini, mata Bahrami menjadi buta dan seluruh wajahnya hancur. Untuk menyembuhkan luka-lukanya, Bahrami menjalani 19 kali pembedahan di Sepanyol.
Tidak terima diperlakukan demikian, Bahrami menuntut diberlakukannya hukuman Qisas atas Movahedi. Akhirnya, pada 2008, pengadilan Iran mengabulkan permintaan Bahrami.
Pengadilan Iran memberikan kesempatan bagi Bahrami untuk mengubah hukuman tersebut. Namun dia menolak, tetap pada pendiriannya semula. “Saya dengan tegas tetap akan melakukan Qisas. Saya mahu Qisas, dengan begitu saya akan ikhlas” ujarnya.
Pada perancangannya hukuman ini akan dilangsungkan pada petang Sabtu. Namun menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, hukuman ini ditunda oleh pengadilan Iran. “Hukuman Qisas Movahedi telah ditunda untuk jangka waktu yang tidak diketahui,” ujar sumber diambil dari pejabat berita ISNA.
Tidak ada keterangan jelas mengapa hukuman tersebut ditunda. Menurut laman Daily Mail penundaannya terjadi akibat banyaknya protes dan kritikan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu organisasi yang menentang hal ini adalah Amnesty International.
Hassiba Hadj Sahraoui, wakil direktor Amnesty International Program Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan bahawa pemerintah Iran memiliki kewajiban di bawah hukuman antarabangsa untuk tidak melakukan hal tersebut.
“Terlepas dari penderitaan yang diterima oleh Ameneg Bahrami, hukuman membutakan matanya dengan asid adalah siksaan yang sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan,” ujar Sahrou
2 comments:
takotnya
scary weh...
Post a Comment